Picture
Oleh : Quraish Shihab

Korban dalam bahasa Indonesia ada dua makna, korban bisa jadi disakiti, bisa jadi hatinya atau badannya, dia dikorbankan. Korban juga berarti ketulusan, persembahan, persembahan kepada siapapun, apalagi kepada Allah, tidak bisa kalau tidak disertai dengan ketulusan. Orang yang dikorbankan mestinya menimbulkan rasa sedih di hati kita, tapi kesedihan itu baru muncul kalau hati anda lembut, kalau hatinya keras tidak peduli. Dari sini korban dalam bahasa Indonesia diartikan dengan ketulusan, pengabdian, atau yang disakiti, yang dikorbankan.

Tapi dalam bahasa Al Quran, pengertian korban bukan dalam pengertian yang disakiti, tapi korban lebih banyak diartikan persembahan, qurb itu artinya dekat, kalau sesuatu yang berharga anda persembahkan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah itu kurban. Dalam Idul Adha, memang ada kata yang juga diartikan korban terambil dalam kata adha ini, karena itu tadi, seorang atau sesuatu yang terlukai itu mestinya menimbulkan rasa iba kepadanya dan pada akhirnya anda akan merasakan sakit sebagaimana sakitnya yang dikorbankan, itu pengertian kebahasaan.


 
Picture
Oleh: Prof Azyumardi Azra

Suatu Senin siang, hari terakhir April 2012. Di pelataran Perpustakaan Charles E Young, UCLA, sambil menunggu pertemuan dengan Profesor Khaled Abou Fadl dan Profesor Poo Nawala, saya mengamati pengunjung perpustakaan yang keluar masuk. Sambil iseng, saya menghitung dalam hati jumlah mahasiswi yang menggunakan jilbab.

Selama sekitar setengah jam duduk di pinggir pelataran perpustakaan, saya mencatat dalam hati ada empat mahasiswi berjilbab; ada yang berkulit hitam, sawo matang, dan juga putih. Empat jelas bukan jumlah banyak; sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan begitu banyaknya mahasiswi lain yang lalu lalang tak berjilbab; atau bahkan berpakaian seadanya karena Los Angeles yang kian panas menjelang summer.