Picture
Oleh Salahuddin Wahid

Bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan bersama warga bernasib sama di wilayah Nusantara: dijajah oleh Belanda. Mereka hidup miskin, tidak mendapat pendidikan, tidak mempunyai hak sama dengan warga Belanda dan kaum priayi. 

Kekayaan alam Indonesia diisap oleh Belanda selama ratusan tahun. Dengan cultuurstelsel, Belanda memanfaatkan tanah di Nusantara untuk menghasilkan produk-produk yang dikirim ke Belanda, lalu dijual dan menghasilkan uang yang amat besar. Menurut Bung Karno, mengutip dari Prof van Gelderen, Kepala Central Kantoor voor de Statistiek, dalam pidato ”Indonesia Menggugat” (1930), kekayaan yang diangkut dari Indonesia per tahun setidaknya mencapai 1,5 miliar gulden (dalam nilai sekarang mungkin 50 miliar euro atau sekitar Rp 600 triliun).


 
Picture
Oleh: Prof Azyumardi Azra

Suatu Senin siang, hari terakhir April 2012. Di pelataran Perpustakaan Charles E Young, UCLA, sambil menunggu pertemuan dengan Profesor Khaled Abou Fadl dan Profesor Poo Nawala, saya mengamati pengunjung perpustakaan yang keluar masuk. Sambil iseng, saya menghitung dalam hati jumlah mahasiswi yang menggunakan jilbab.

Selama sekitar setengah jam duduk di pinggir pelataran perpustakaan, saya mencatat dalam hati ada empat mahasiswi berjilbab; ada yang berkulit hitam, sawo matang, dan juga putih. Empat jelas bukan jumlah banyak; sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan begitu banyaknya mahasiswi lain yang lalu lalang tak berjilbab; atau bahkan berpakaian seadanya karena Los Angeles yang kian panas menjelang summer.